Mendengar kata santet, sebagian besar masyarakat percaya kalau santet digolongkan sebagai ilmu hitam yang bisa mencelakai manusia. Diyakini juga ilmu santet, keberadaannya menyebar dari Sabang sampai Merauke. Yang membedakan, masing-masing daerah memiliki tradisi dan ritual berbeda dalam praktik santet ini. Selain juga beda penyebutannya. Sihir, santet, teluh memiliki arti yang hampir sama, menyerang lawan menggunakan kekuatan magis tak kasat mata dari jarak jauh seperti dilansir merryscolingmas.blogspot.com
Bagaimana dengan Jawa Timur? Propinsi yang terletak di bagian timur
pulau Jawa ini, memang unik. Beberapa daerahnya bahkan dipercaya sebagai
“sarang” atau pusat berkumpulnya orang yang memiliki ilmu santet, atau
yang sering disebut dukun santet. Sebut saja, Banyuwangi, Tulungagung,
Kediri, Trenggalek, Ponorogo, hingga Lamongan.
Meski banyak menjadi perbincangan masyarakat. Namun, tidak semuanya
tahu, apa sebenarnya santet, dan bagaimana santet bisa beroperasi?
Samar-samar dan terselubung layaknya praktik santet itu sendiri.
Dari beberapa referensi dan pengakuan dukun santet, dari berbagai
daerah, bisa diketahui jika ilmu santet dibagi menjadi dua bagian. Yakni
santet dengan menggunakan benda dan makhluk gaib. Santet yang
menggunakan media benda, atau yang disebut Demasetralisasi ini, mengubah
energi menjadi benda, dan benda menjadi energi. Energi inilah yang
dipakai untuk melukai lawan, dan mudah menembus lawan yang sedang emosi
atau mengalami kenaikan tekanan darah dan gejolak jantung.
Sedangkan ilmu santet yang menggunakan makhluk gaib, biasanya akan
memanfaatkan jin dan setan. Santet jenis ini, diyakini lebih ganas, dan
dikategorikan sebagai ilmu hitam. Santet jenis ini, biasanya langsung
berimbas pada orang yang dituju. Bahkan, tidak jarang diantaranya
langsung meninggal dunia. Santet dengan menggunakan media makhluk gaib
ini, berkembang di daerah yang masih memegang teguh adat dan mitos.
Proses Santet
Setelah mengenal jenis santet. Ada beberapa hal yang harus diketahui
soal santet. Salah satunya adalah bagaimana santet bisa menyerang
manusia.
Dalam dunia magis, ada beberapa proses atau teknik ilmu santet.
Santet baru bisa berjalan setelah sang dukun memiliki media
pengantarnya. Misalnya dengan foto atau rambut korban.Pelaku santet asal
Tulungagung mengatakan, saat melakukan ritual santet, dirinya lebih
sering menggunakan dua media itu. Pengiriman santet akan lebih sempurna
apabila weton atau hari pasaran seseorang yang menjadi sasaran.
Pelaku santet mengaku, agar santet bisa tepat sasaran. Ada beberapa
ritual yang harus dilakukan. Diantaranya dengan membakar kemenyan untuk
mengundang roh halus atau makhluk gaib. Setelah itu, barulah ia membaca
mantra santet, sambil menulis rajah gaib pada photo, atau boneka. Dalam,
hal tertentu, ia akan menggunakan darah ayam sebagai sarana.
Dari penuturan pelaku santet, kekuatan santet di masing-masing daerah
berbeda. Untuk di Indonesia, pelaku menyebut ilmu santet yang dimiliki
dukun di pedalaman Kalimantan, jauh lebih hebat dan berbahaya
dibandingkan di tanah Jawa. Alasannya, santet yang dimiliki dukun di
Kalimantan, mampu menyeberang laut.
Selain itu, ilmu santet di Kalimantan, cenderung mirip ilmu voodo
yang dimiliki dukun di Afrika. Voodo, biasanya hanya cukup melalui
sarana boneka, dan jarum yang digunakan untuk mengirim santet pada
sasaran. Jarum cukup ditusukkan pada bagian tubuh boneka tersebut.
Alhasil, jika sudah terkena serangan itu, bisa dipastikan akan
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada tubuh orang yang menjadi
target santet. Bahkan, tidak jarang diantaranya bisa meninggal dunia.
Ilmu-ilmu mistis seperti santet dan teluh di pedalaman Kalimantan
yang tersohor adalah warisan suku Dayak. Suku pedalaman yang sejak mula
menganut faham animisme dan mengagungkan roh leluhur ini cukup terkenal.
Selain melalui media gaib, santet suku Dayak bisa dikirim melalui media
angin. Seperti “racun Paser”, ilmu suku dayak Paser, di daratan Pulau
Penajam, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Akibat dari serangan Racun Paser yang dikirim melalui angin senja
tepat di hari naas atau weton kelahiran seseorang, bisa menyebabkan
gatal-gatal sekujur tubuh, bahkan karena racun yang disebar menyerap ke
tulang dan menyerang sekujur tubuh. Kenapa harus dikirim senja menjelang
matahari terbenam? Di kalangan ahli santet, udara sore menjelang
maghrib dipercaya sebagai waktu paling mujarab untuk menebar ilmu mistis
yang bisa mencelakai orang lain.
Dari kesaksian sumber yang pernah mengalami serangan racun paser,
selama 3 bulan ia mengalami penyakit kulit yang aneh. Mulanya Ia mengira
penyakit kulit biasa. Keluarga mengantarkannya berobat dan konsultasi
rutin ke dokter kulit. Namun hingga dua bulan tak kunjung sembuh.
Ia menyebut aneh karena gatal-gatal di sekujur tubuhnya menjadi ngilu
sampai ke tulang belulang, setiap menjelang senja hingga subuh. Ketika
tengah malam, Dia yang asli Jawa dan tinggal di Kaltim sejak tahun 1980
dan masih kental dialeg jawanya ini mendadak bisa berbicara fasih dalam
bahasa Suku Dayak dan sesekali Bahasa Banjar. Ia baru sembuh setelah
mencoba pengobatan alternative ke salah seorang ulama dari Jawa yang
memiliki keahlian.
Untuk santet sejenis voodo, di Kalimantan masyhur disebut sebagai
“parang maya”. Jika racun paser menyerang pelan-pelan, parang maya
tergolong serangan mendadak dan mematikan telak. Sama dengan voodoo,
media yang digunakan berupa boneka orang-orangan. Praktiknya sedikit
berbeda, untuk melukai sasaran yang diumpakan sebagai boneka, tidak
menggunakan jarum seperti voodoo. Namun menggunakan senjata berupa bunga
kelapa yang disabetkan ke tubuh boneka.
Ritual dilangsungkan pada hari naas, bertepatan dengan weton
kelahiran seseorang yang jadi sasaran. Target parang maya adalah organ
bagian dalam tubuh. Biasanya, saat melakukan ritual, bunga kelapa
disabetkan ke bagian tengah tubuh. Korban yang meninggal akibat serangan
gaib ini ditandai dengan tanda gosong memanjang tepat di kulit luar
tubuh yang menutupi organ dalam.
sumber : http://merryscolingmas.blogspot.com/2012/10/misteri-santetproses-dan-penangkalnya.html dengan perubahan