Dikutip dari mercuryfm.co.id, berikut beberapa Fakta Terselubung tentang Soekarno, Proklamasi dan Indonesia
1. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur
nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena
gejala malaria tertiana
2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung
tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada
pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar,
serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah,
kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang
dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!
3. Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi
RI. Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari
kain tukang soto!
4. Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri
pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena dahulu, semua
menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. “Orang Indonesia asli”
pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga,
Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan
Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).
5. Pulau kalimantan pernah disebut paling unik di dunia. Di pulau
tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto
(memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak)
serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).
6. Pada 1956 di sebuah hotel di hollywood, Maryln monroe menyapa Bung
Karno bukan dengan “Mr President” atau “Your Excellency”, tetapi dengan
“Prince Soekarno!” (ada yg bilang si maryln malemnya “one night stand”
dengan soekarno)
7. Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis
tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak
pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis
tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah
menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana
Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh
Sajuti Melik.
Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden
Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
8. Kata-kata pertama yang keluar dari mulut Bung Karno setelah keluar
dari pengasingan adalah masalah tentang sepotong jas! “Potongan jasmu
bagus sekali!” komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double
breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjokoroaminoto, yang
menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.
9. Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia
yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon),
Vietnam,13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman
Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang
pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin
sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat.
Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak
tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah
Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang
sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang.
10. Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru
tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia.
Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR
Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman
Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.
11. Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota
tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang
cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak
ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta.
Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek
bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara
diresmikan dengan memakai nama mereka.
12. Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar
lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab,
baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada
mereka.
13. Menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam
Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak
Belanda. Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan
diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya
tembus kena peluru, ketika ia dan ajudannya sedang mandi di air terjun.
14. Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga
dalam kurun waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia
mempunyai 3 ibu kota, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948)
dan Bukittinggi (1948-1949).
15. Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang
memerintah Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia
Belanda melalui De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang
orang dan pada 1942, Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang.
Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang menerbitkan uang kertas seri
wayang Arjuna dan Gatotkoco dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh
pihak Sekutu.
Pada 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri
wayang dengan pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan
pemerintahannya menyusul peristiwa G30S/PKI.
16. Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden
pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah
dekret, melainkan memanggil tukang sate! Itu dilakukannya dalam
perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden.
Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan
nyeker (tidak memakai alas kaki).
“Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno.
Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan
itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas
pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari
sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.
17. Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang
Indonesia yang memiliki prestasi “luar biasa” dan tidak akan pernah ada
yang menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya
sebagai tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa
hari kemudian, statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
sumber : http://www.mercuryfm.co.id