Topik pembicaraan tentang sinetron Indonesia memang tak ada habisnya.
Mulai dari kualitas produksi, jalan cerita dengan konflik kisah cinta
segitiga, rebutan warisan, anak haram hingga penyakit lupa ingatan,
sampai kepada stereotipe karakter-karakter yang ada di dalamnya.
Untuk membedakan karakter dalam (semua) sinetron, sering kali kita
menemukan sebuah rumus yang itu-itu saja tanpa ada perkembangan atau
variasi lainnya. Pernahkah kamu perhatikan bagaimana karakter Ibu tiri
di sinetron A bisa sungguh mirip dengan karakter Ibu tiri di sinetron B
(dan juga sinetron C, D, E dan seterusnya) ? Pernahkah kamu mencoba cari
tahu jawabannya? MBDC akan mempermudah hidupmu dengan menjawab
pertanyaan tersebut.
Di bawah ini adalah beberapa rumus pengkarakteran yang nampaknya sudah menjadi standarisasi pada (semua) sinetron Indonesia.
1. Orang Kaya
Kalau bapak-bapak biasanya pake jas berdasi, rambutnya disisir rapih/klimis terus naik mobilnya kalau nggak Jaguar atau Mercedes Benz E class paling banter yang New Eyes. Kalau ibu-ibu biasanya pake baju dan tas branded dan aksesoris berlebih yang menunjukkan dia berlimpah harta. Terus untuk memberi kesan “matang” atau “tua”, rambut samping diatas kuping dan kumis disemir putih. Ala Koes Hendratmo. Mau yang main Cut Tari apa Wulan Guritno kek, kalo di sanggul terus dikasih semir putih = ibu2 yang anaknya udah sma.
Ibu-ibu ini mungkin sedang mengandung seorang anak SMA
2. Orang Miskin
Ih miskin banget!
Kalau ibu-ibu biasanya bajunya daster terus kerjaannya kalau nggak
tukang gado-gado, tukang jahit atau sejenisnya. Rambutnya disanggul atau
dibiarkan terurai. Kalau bapak-bapak biasanya pake sarung sama kaos
oblong, minumnya teh manis.
3. Anak sekolah gaul
Ya ampun…gaul banget.
Baju SMU yang kecil dengan rok agak ketat dan pendek. Kaos kaki
berwarna warni dengan aksesoris rambut yang berwarna warni juga.
Lengannya digulung sedikit terus kalau anak orang kaya biasanya ke
sekolah naik mobil BMW.
4. Anak sekolah kutu buku
Biar suka difoto belum tentu dia tidak kutu buku
Baju kedodoran, rambut klimis belah pinggir berminyak terus pake
kacamata tebel yang framenya juga tebel. Kadang ditambahin dengan gigi
tonggos untuk memperkental kesan pathetic. Kalau cewek rambutnya
dikuncir dua ala Wendy’s.
5. Dokter
Kita gak nemu gambar dokter beneran, tapi serius gak beda jauh kok sama ini.
Biasanya bapak-bapak bersahaja yang berkumis dengan rambut rapih.
Kacamata optional (agak susah karena sering refleksi lampu shooting).
Baju jas dokter dengan stetoskop yang melingkar di lehernya.
6. Suster
Yah kira-kira kayak gitu deh gambaran susternya
Mbak-mbak muda yang mukanya agak lumayan bersih, baju suster standard
terus biasanya lalu lalang doang di rumah sakit sambil bawa map merah
dengan bolpen. Atau kadang bolak balik doang sambil dorong kursi roda
orang sakit.
7. Orang sakit
Yang namanya sakit itu udah pasti sakit parah kalo di sinetron
Biasanya bibirnya dibedakin juga biar keliatan pucet kaya orang
sakit. Terus tangan atau kaki atau jidatnya dikasih perban dan
kadang-kadang lalu-lalang duduk di kursi roda didorong sama suster.
8. Polisi
Ini standart polisi preman
Ya standar baju polisi lah yang kaya biasa kita lihat sehari-hari tapi aktingnya paling kaku.
9. Preman
Pak sipakpak preman preman!
Berbadan gede dengan baju buntung yang memperlihatkan otot tangannya.
Terus biasanya ada tato juga yang dibikin pake spidol. Dilengkapi
dengan aksesoris kalung dan gelang-gelang rantai. Bajunya dan celana
jinsnya biasa sobek sobek untuk menambah kesan rebel. Kadang mukanya
juga di make up codet.
10. Pembantu
Kalo pembantunya kayak gini sih pasti banyak cowo yang nonton sinetron
Kalo pembantunya kayak gini sih pasti banyak cowo yang nonton sinetron
Biasanya potongan bibik-bibik atau mbok-mbok gitu yang ngomongnya
agak medok terus kalau pembantu orang kayak biasanya pake baju model
baby sitter. Properti yang dipegang kalau nggak sapu, lap ato sambil
masak di dapur.
11. Figuran
Mereka ada di sekitar kita!
Ini yang selalu muncul di mana-mana tapi gak pernah keliatan jelas.
Biasanya orangnya itu-itu aja hanya dibedain dari jenis baju dan warna
bajunya. Malah kadang gak nyambung sama sekali. Figuran anak kampus tapi
make bajunya kayak mau pergi clubbing atau ke mall. Figuran di café
kadang make bajunya kayak mau main ke rumah tetangga. Dan sebagainya.